Di Skotlandia, Raja Fergus dari Klan DunBroch menghadiahi putrinya, Merida, dengan sebuah busur pada ulang tahunnya. Saat berlatih, Merida bertemu dengan will-o'-the-wisp, makhluk mistis yang bisa menuntun manusia menuju takdirnya. Setelah itu, seekor beruang iblis raksasa, Mor'du, menyerang keluarganya. Merida lolos bersama ibunya, Ratu Elinor, sedangkan ayahnya, Fergus kehilangan kaki kirinya akibat perkelahian dengan beruang. Bertahun-tahun kemudian, Elinor melahirkan putra laki-laki kembar tiga identik dan Merida telah menjadi seorang remaja berjiwa bebas. Ibunya memberitahu padanya bahwa dia harus bertunangan dengan putra sulung dari salah satu kepala klan sekutu ayahnya. Ibunya menceritakan pada Merida sebuah legenda tentang seorang pangeran yang menghancurkan Kerajaannya sendiri, dan Elinor memperingatkan bahwa jika pernikahan ini gagal, maka hal itu dapat membahayakan Kerajaan. Meskipun sudah diperingatkan, Merida tetap saja tidak menginginkan pernikahan tersebut.
Ketiga
Klan tiba dengan membawa putra sulung mereka masing-masing untuk
bersaing di "pertandingan" dalam rangka memperebutkan sang putri. Selama
pertandingan, Merida menyatakan bahwa dia juga memenuhi syarat untuk
bersaing dengan tangannya sendiri karena dia juga merupakan anak sulung
dari Klan DunBroch. Akibatnya, Elinor marah besar kepada Merida. Setelah
merusak permadani keluarga, Merida melarikan diri ke hutan. Di sana, ia
sekali lagi bertemu dengan will-o'-the-wisp, yang membawanya ke
gubuk seorang penyihir tua yang pada awalnya berpura-pura menjadi
pemahat kayu. Setelah melakukan tawar menawar, sang penyihir setuju
untuk memberikan Merida mantra dalam bentuk sebuah kue supaya dia bisa
mengubah ibunya.
Merida kembali ke istana dan memberikan kue yang telah dimantrai
tersebut kepada Elinor sebagai tanda perdamaian. Ratu menggigitnya
sepotong, namun rasanya tidak enak dan meninggalkan sisa kue tersebut di
dapur. Setelah memakannya, ratu jatuh sakit dan berubah menjadi seekor
beruang hitam besar, beruang yang sama yang dibenci oleh ayahnya.
Menyadari bahwa kehidupan sang ratu sekarang dalam bahaya besar, Merida
berusaha untuk menyembunyikan ibunya. Setelah membujuk
saudara-saudaranya agar bersedia membantu mereka dalam upaya pelarian
mereka, Merida dan Elinor berhasil kembali ke pondok penyihir namun
tidak menemui siapapun disana. Sang penyihir itu meninggalkan petunjuk
bahwa mantra tersebut akan permanen hingga fajar kedua. Dia juga
meninggalkan teka-teki kepada Merida, mengatakan bahwa "takdir bisa
dirubah" jika sang putri bisa "memperbaiki ikatan yang dirobek oleh
keangkuhan." Merida dan ibunya perlahan mulai memperbaiki hubungan
mereka selama perjalanan mereka untuk menemukan penangkal mantra, dan
Merida juga mengamati bahwa mantra tersebut perlahan-lahan mulai menjadi
permanen, Elinor sering kehilangan kontrol dan bertindak seperti
beruang. Setelah sekali lagi bertemu dengan will-o'-the-wisp,
keduanya mengikuti mereka ke reruntuhan kuno dan kemudian menemukan
fakta bahwa Mor'du sebenarnya adalah pangeran dalam legenda yang
diceritakan oleh Elinor kepada Merida, yang menerima mantra yang sama
dari penyihir. Merida berteori bahwa dia bisa membalikkan mantra dengan
memperbaiki permadani keluarganya.
Di istana, para klan yang sekarang bermusuhan berada di ambang perang,
namun Merida berhasil mencegah pertumpahan darah dengan mengingatkan
mereka tentang sejarah klan mereka yang terhormat dan heroik. Dia
kemudian meminta mereka agar membiarkan anak-anak mereka untuk memilih
sendiri siapa yang harus mereka cintai dan nikahi dalam pilihan mereka
sendiri. Di tengah nuansa kebahagiaan, Merida kemudian menyelinap ke
ruang permadani, namun Elinor kehilangan kontrol diri manusianya. Fergus
menemukan kamar tidurnya rusak dan berpikir bahwa istrinya telah
diserang. Ia menemukan Merida bersama Elinor di ruang permadani dan
mengira bahwa Elinor adalah Mor'du, Fergus kemudian mengejarnya. Dengan
bantuan saudara-saudaranya, yang telah berubah menjadi tiga ekor bayi
beruang karena memakan kue sisa, Merida mengejar kawanan berburu ayahnya
sambil menjahit permadani. Para anggota klan dan Fergus berhasil
menangkap Elinor dan berniat untuk membunuhnya, namun berhasil dicegah
oleh Merida. Elinor kemudian terlibat perkelahian dengan Mord'u yang
tiba-tiba muncul, berusaha untuk melindungi Merida. Elinor berhasil
memikatnya ke bawah menhir yang kemudian runtuh menimpa Mord'u, akhirnya melepaskan roh pangeran kuno dari kutukan.
Saat fajar muncul, Merida menyelimuti Elinor dengan permadani yang telah
dijahitnya, namun tidak terjadi apa-apa. Setelah mengungkapkan rasa
cintanya kepada ibunya, yang merupakan makna sebenarnya dari teka-teki
penyihir, ibunya berubah kembali menjadi manusia, bersamaan dengan adik
kembar tiganya, dan keluarga itu akhirnya bersatu kembali. Beberapa hari
kemudian, ketiga klan ingin berangkat ke kerajaan mereka masing-masing
dan Merida serta Elinor menunggangi kuda mereka bersama-sama.
Download
Download